Empat Bahasa Doa (1)
Ayat Bacaan: 1 Timotius 2:1-2
"Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku.” (Mazmur 5:2)
Doa adalah sesuatu yang sangat kaya, suatu sarana yang Allah berikan kepada kita untuk berkomunikasi dengan Dia. Paling tidak ada empat bahasa doa yang dapat kita pelajari dari Alkitab.
Pertama, doa sebagai sarana penyembahan atau pujian. Seringkah kita memuji Tuhan? Mungkin sering dalam nyanyian, tapi pernahkah kita memuji Tuhan dalam doa? Kita cenderung berpikir bahwa pujian atau penyembahan dalam doa hanya merupakan suatu pembukaan dalam doa, bukan inti doa itu sendiri. Namun Alkitab memberikan contoh yang banyak sekali bagaimana dalam berdoa kita dapat memuji kebesaran Tuhan. Perhatikan doa Daud dalam 1 Tawarikh 29:10-19. Di sana Daud memuji Tuhan atas kebaikan-Nya dalam memelihara hidupnya. Demikian juga doa Hana dalam 1 Samuel 2:1-10, dia memuji Tuhan. Doa sebagai bahasa penyembahan hadir sebagai rasa kekaguman kita, rasa syukur kita. Pernahkah kita memuji Dia lewat doa kita?
Kedua, doa sebagai bahasa pengakuan dosa. Pada masa sebelum Reformasi, semua orang yang hendak mengaku dosa harus bertemu dengan rohaniwan untuk mengaku dosa mereka. Ini tidak benar, sebab melalui kehidupan doa pribadi, kita dapat mengaku dosa kita kepada Tuhan. Setelah Raja Daud ditegur oleh Nabi Natan, dia sangat menyesali dosanya dan menuliskannya dalam Mazmur 51. Nabi Ezra juga pernah berdoa mengaku dosa bangsa Israel kepada Allah karena mereka telah kawin campur (Ezr. 9:1-15). Bahkan dalam 1 Yohanes 1:9 dikatakan jika kita mengakui dosa kita, maka Allah akan mengampuni.
Marilah kita dengan taat menjadikan doa pribadi kita sebagai sarana untuk menyembah dan memuji Tuhan, serta mengakui dosa-dosa kita di hadapan-Nya.
Maksimalkanlah doa sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah, maka akan ada banyak berkat rohani yang kita dapatkan.
Sumber: Perspektif (09/05/05)
0 comments:
Post a Comment