Pokok Isi Doa Kita

Seperti Nehemia, kita harus mampu mengenali kebesaran Allah.
Dia adalah Allah yang Maha Kudus dan Penguasa Tunggal dari seluruh alam semesta. Kita harus mendekati Dia dengan sikap yang penuh pengabdian dan penghormatan. Yesus memberikan ilustrasi atas kebenaran ini melalui cara berdoa yang Dia bagikan bersama kepada para pengikut-Nya. "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu." (Matius 6:9)

Meskipun Allah adalah sahabat kita, kita seharusnya tidak menerimanya demikian saja. Dia adalah tetap Allah dan kita ini adalah manusia biasa. Kita harus secara tetap mengakui Dia sebagai Allah dengan siapa kita berbicara.

Seperti Nehemia, kita juga dapat mengingatkan kembali Allah atas janji-janji-Nya kepada kita.
Meskipun Dia adalah Maha Besar dan sangal terhormat, Dia dapat didekati dan Dia menginginkan kita datang kepada-Nya dalam doa. Mengapa Allah menginginkan kita untuk mengingatkan Dia kembali—Dia yang Maha Tahu—atas apa yang pernah Dia janjikan? Apakah Dia tidak ingat atas apa yang pernah dikatakan-Nya? Tentu saja Dia ingat. Kenyataan ketika kita mengatakan kepada Allah mengenai apa yang pernah Dia janjikan, memberikan petunjuk kepada-Nya bahwa kita benar-benar mengetahui dan percaya atas apa yang pernah Dia katakan. Meskipun sulit bagi kita untuk mengerti tentang pokok masalah ini, Allah merasa senang dan menghargai apa yang didengar-Nya.

Berpikirlah sejenak atas apa yang terjadi terhadap seorang guru yang menguji murid-muridnya, dan murid-murid itu kemudian dapat mengungkapkan kembali seluruh bahan pembicaraan yang terjadi selama berjam-jam dengan kata-kata yang diucapkan. Guru itu pasti akan merasa senang dan menghargai murid-muridnya. Dan guru itu akan merasa semakin lebih senang dan menghargai, bila murid-muridnya juga melakukan tindakan nyata terhadap apa yang sudah mereka pelajari. Maksud sebenarnya adalah jelas! Meskipun Allah tidak sama dengan guru biasa, Dia benar-benar akan memberikan reaksi positif kepada mereka yang melaksanakan apa yang telah diajarkan-Nya.

Seperti Nehemia, pada saat kita mendekati Allah, kita harus mengakui bahwa kita adalah manusia yang kurang layak dan penuh dosa, penuh kelemahan dan kekurangan.
Namun kita harus ingat bahwa kita memiliki kelebihan yang bersifat unik, seperti halnya Nehemia, Yesus Kristus telah mati untuk kita dan Rasul Yohanes mengingatkan bahwa, "Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa." (1 Yohanes 1:7). Selanjutnya, Rasul Yohanes berkata, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9)

Sesungguhnya, Yohanes telah menyatakan kepada kita bahwa darah Yesus akan selalu bekerja membersihkan diri kita dari segala dosa. Kita bukan hanya diampuni di dalam Kristus bila kita menerima pengorbanan pribadi-Nya di dalam hati kita; tetapi kita juga harus tetap berjalan di bawah terang-Nya dan selalu mengakui dosa-dosa kita. Sementara kita melakukan semuanya itu, Allah akan menanggapi doa-doa kita.

Seperti halnya dengan Nehemia, kita harus berdoa secara spesifik agar kita memperoleh jawaban juga secara spesifik.
Rasul Paulus memberi penekanan kepada orang-orang Filipi, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6) Tidak ada sesuatu yang demikian kecil di mana Tuhan tidak tertarik. Dan tidak ada sesualu yang demikian besar di mana Dia tidak dapat menolong kita. Kita tidak boleh ragu-ragu untuk memohon secara spesifik. *

By Gene A. Getz | Sumber: "When Your Goals Seem Out Of Reach, Take A Lesson From Nehemiah"/Dabara Publishers


0 comments:

Komentar Terbaru

Artikel Terbaru

Powered By Blogger
Cari di pendoa.blogspot.com...

About this blog

Blog ini dibuat dengan tujuan untuk membagikan berkat firman Tuhan yang diperoleh kepada saudara seiman yang membutuhkan agar dapat saling membangun sebagai satu tubuh dalam Kristus. Materi diambil dari berbagai sumber seperti buku, milis, buletin, traktat, dan berbagai media lain. Hak cipta setiap tulisan ada pada masing-masing penulis, pembuat atau penerbit seperti yang tercantum pada setiap akhir tulisan (kecuali yang tidak diketahui sumbernya). Isi blog ini bersifat non-denominasi dan tidak condong/tidak memihak kepada kelompok denominasi tertentu. Apabila di dalamnya terdapat materi/tulisan yang tidak cocok/ tidak sesuai dengan pendapat/pemahaman Anda, mohon tetaplah menghargai hal itu dan silakan memberi tanggapan secara sopan dan tidak menghakimi. God bless you...

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP