Perspektif Nehemia Dalam Hal Berdoa
Ada beberapa individu yang memiliki tempat khusus dalam skema Allah. Orang-orang yang dipakai Allah melalui cara-cara yang unik untuk mencapai tujuan Allah di dalam dunia. Nehemia adalah salah satu di antaranya. Meskipun kisah kehidupannya tidak berada pada sejumlah banyak tokoh individu-individu lain dalam Perjanjian Lama yang dipilih dan dipakai Allah untuk memimpin anak-anak-Nya: bangsa Israel, Nehemia tetap merupakan tokoh yang sangat menonjol sebagai seorang pemimpin yang dinamis. By Gene A. Getz | Sumber: "When Your Goals Seem Out Of Reach, Take A Lesson From Nehemiah"/Dabara Publishers
Nama Nehemia muncul di Perjanjian Lama secara mendadak sebagai orang yang sudah dewasa dan bertanggung jawab. Meskipun dalam masa pembuangan, kehidupannya tetap meningkat sampai ke posisi yang terhormat dan dikenal dalam lingkungan pemujaan berhala yang ada di sekitamya. Dia melayani raja Arthasasta sebagai juru minuman anggur (lihat Ezra 1:11; 2:1)
Posisi penting dalam ruangan raja itu sendiri banyak membantu kita memberikan pandangan terhadap kehidupan dan karakter Nehemia. Dalam suatu kerajaan monarki yang demikian berkuasa seperti raja Persia, untuk mencapai kedudukan seperti itu, raja hanya akan memilih seseorang yang bersifat bijaksana, seseorang yang pernah memperlihatkan sikap dapat menyimpan rahasia tanpa batas dan seseorang yang memiliki hati yang benar-benar jujur dan dapat dipercaya. Sebagai tambahan, orang tersebut juga harus terlebih dahulu berani menguji minum anggur untuk raja dan memeriksa ruangan tempat tidur raja (untuk memastikan bahwa raja tidak akan mungkin dapat dibunuh). Mungkin Nehemia sering diajak berbicara untuk memberikan nasihat dan berbagi rasa oleh raja sendiri. Dengan perkataan lain, kedudukan Nehemia sendiri telah membuktikan adanya kemampuan yang tinggi dalam berpikir, kedewasaan emosi dan tingkat kerohanian.
Sementara Nehemia melayani raja sebagai juru minuman di ruang utama istana di Susa, maka pada suatu hari, Nehemia menerima laporan dari beberapa orang dan salah satu dari orang-orang tersebut adalah saudaranya sendiri, Hanani. Laporan tersebut yang secara dramatis telah mengganggu kerja rutin Nehemia, datang pada bulan Kislew (Neh. 1:1)—yang merupakan bagian antara bulan November dan Desember menurut sistim tahun kita sekarang.
Laporan tersebut segera ditanggapi oleh Nehemia melalui sebuah pertanyaan, — sebuah pertanyaan yang mampu bercerita banyak tentang orang itu, Nehemia. Di tengah-tengah hidupnya yang relatif mewah dan tenang, Nehemia temyata menaruh perhatian terhadap apa yang terjadi pada orang-orangnya sendiri yang kembali dari Yerusalem. "Bagaimana dengan saudara-saudara kita?" Nehemia bertanya, "Bagaimana keadaan mereka? Dan bagaimana situasi di Yerusalem?" (lihat Neh. 1:2)
Nehemia segera berubah menjadi tertekan dengan apa yang telah didengamya. "Apa yang tersisa di sana, di propinsi yang berhasil menyelamatkan diri dari penangkapan-penangkapan adalah tekanan-tekanan kehidupan dan perlawanan," jawab mereka, "dan dinding Yerusalem telah dirobohkan dan pintu gerbangnya telah dibakar dengan api" (Neh. 1:3)
Dengan memahami apa yang telah kita ketahui mengenai karakter Nehemia, kita dapat menduga reaksi apa yang diberikan Nehemia terhadap laporan dari Yerusalem tersebut. Namun hanya kata-kata bersifat spesifik saja dalam Alkitab yang mampu memperlihatkan adanya perhatian mendalam dari orang laki-laki ini dan kepekaan perasaannya terhadap bangsanya sendiri. Dia "duduk dan menangis dan merasa sedih selama beberapa hari." Seberapa lama keadaan itu terjadi, kita tidak mengetahuinya, tetapi keadaan itu dikatakan berlangsung sebagai—untuk berhari-hari—Dan seperti apa yang dapat kita lihat dalam bab berikutnya, keadaan itu mungkin sekali berlangsung selama 4 bulan lamanya! Emosi Nehemia juga terlibat sangat dalam, sedemikian hingga dia tidak makan—setidak-tidaknya, dia hanya makan secukupnya—namun seluruh waktunya dipergunakan untuk mendoakan para pengikut Yahudi di Yerusalem (lihat Neh. 1:4).
Semuanya itu menampilkan suatu sikap yang sangat menonjol, khususnya bagi seorang pria yang sudah terbiasa bergaul dalam suatu lingkungan dapur istana dengan berbagai macam jenis makanan dan minuman yang istimewa di negara tersebut. Mudah sekali kiranya bagi Nehemia untuk tidak memikirkan dan menghindarkan diri dari masalah-masalah di Yerusalem. Betapa hal ini dapat merupakan godaan untuk risiko kehilangan posisi dirinya yang sudah dalam keadaan sangat menguntungkan.
Betapa lebih nyaman sebenarnya apabila dia tidak mengajukan pertanyaan tersebut! Bagaimanapun juga, apa sesungguhnya yang dapat dia perbuat untuk para pengikutnya! Tetapi, bukan itu yang diberikan Nehemia sebagai reaksi. Keberadaannya sendiri yang menyenangkan justru telah memperlihatkan rasa keprihatinannya terhadap orang-orang Israel—suatu refleksi dari watak agung Nehemia.
0 comments:
Post a Comment