Proses Doa Nehemia

Ada banyak pelajaran yang muncul dari pengalaman-pengalaman Nehemia seperti apa yang tercatat dalam pasal pertama buku Perjanjian Lama yang memiliki judul sama dengan namanya sendiri itu. Integritasnya, perhatiannya dan perasaan ibanya, merupakan beberapa contoh dari karakter Nehemia. Tetapi tidak satu pun kualitas dalam diri Nehemia yang melebihi kepercayaannya bahwa "efektifitas doa seorang yang benar akan dapat menyelesaikan banyak hal." Dan doa bukanlah sesuatu yang hanya sekadar dibicarakan oleh Nehemia. Dia berdoa! Dia mendemonstrasikan efektifitas dari komunikasi dengan Allah melalui cermin hidupnya sendiri untuk semua kebutuhan-kebutuhan kita yang paling mendalam—khususnya pada saat-saat kita mengalami masa-masa krisis, dalam kesulitan dan pencobaan. Dalam saat-saat kepedihan dan tanpa harapan inilah kita harus ingat bahwa kita harus memiliki jalur hubungan dengan yang SATU itu, yang dapat menolong kita keluar dari masa-masa kesulitan kita yang paling mendalam.

Apa yang membuat contoh doa Nehemia menjadi bersifat sedemikian unik dalam hal ini adalah apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman dia sendiri dalam berdoa. Nehemia telah memberikan garis-garis besarnya untuk kita, dengan pengalaman Nehemia sendiri dalam doa, garis-garis besar dari proses yang dapat diterapkan selama masa-masa krisis yang kita hadapi.

Tetapi sebelum kita menerapkan isi sesungguhnya dari doa Nehemia ke dalam diri kita, marilah kita melihat terlebih dahulu kepada sikap-sikap dan langkah-langkah yang menyertai doa Nehemia untuk memohon pertolongan.

Allah menghargai para pendoa yang mengekspresikan kebutuhan mereka dari lubuk hati yang paling dalam.
Nehemia menyampaikan doanya kepada Allah dari kedalaman hati yang digerakkan oleh rasa belas kasihannya atas penderitaan bangsa Yahudi di Yerusalem. Dan bila siapapun juga, anak-anak Allah mendekati tahta Allah dengan niat yang sungguh-sungguh, hati Allah akan tersentuh. Yesus, secara dramatis memberikan ilustrasi atas kenyataan ini melalui perumpamaan seorang hakim yang tidak adil dan seorang janda miskin. Meskipun hakim itu adalah seorang yang "tidak taat akan Allah" atau "seorang yang tidak pantas dihormati" (Luk. 18:4), dia tetap memberikan tanggapan terhadap permohonan pertolongan yang diajukan si janda.

Yesus menerapkan pengajaran dari kisah di atas dengan cara mengingatkan kita, bahwa Allah, yang adalah seorang hakim yang adil, akan "membenarkan orang-orang pilihannya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah la mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (Luk. 18:7). Allah benar-benar menghormati pendoa yang menyatakan kebutuhannya dari lubuk hati mereka yang paling dalam.

Allah menghargai pendoa yang memberikan unsur "prioritas", lebih tinggi dari kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Alkitab berbicara agak banyak mengenai puasa, dan pengalaman ini seringkali terkait dengan doa. Tujuan dari puasa adalah bukan untuk tidak makan makanan secara harafiah, namun untuk memanfaatkan waktu yang tersedia yang seharusnya diperlukan untuk makan, bukan untuk makan makanan, tetapi untuk berdoa. Rasul Paulus juga menyebutkan tentang perlunya untuk tidak mengadakan hubungan seksual antara suami istri dalam saat-saat tertentu dan menggunakan saat-saat itu khusus untuk berdoa. Sesungguhnya, hal ini berkaitan dengan satu-satunya alasan yang diperkenankan untuk tidak melakukan salah satu dari suatu tanggung jawab perkawinan. (lihat 1 Kor. 7:5)

Dalam kedua contoh di atas, Allah mengajar kita, bahwa ada saat-saat di mana kita tidak harus mengambil sikap untuk memenuhi kebutuhan jasmani maupun emosi kita demi tujuan menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan Dia mengenai masalah-masalah kebutuhan lain yang lebih penting. Dan bila kita melakukannya, hati Allah akan tersentuh melalui suatu cara yang bersifat khusus. Sikap kita akan memperlihatkan kepada Allah tentang ketulusan hati dan kemauan kita untuk mengorbankan keinginan-keinginan kita sendiri agar kita memperoleh perhatian Allah. Suatu sikap yang bersifat pengujian yang benar terhadap motivasi kita. Dan seperti apa yang telah kita lihat, semuanya itu telah dibuktikan kebenarannya melalui pengalamAn-pengalaman hidup Nehemia, melalui puasa dan doa selama beberapa hari yang dilakukan oleh Nehemia untuk situasi-situasi yang dialami bangsa Israel di Yerusalem.

Allah menghargai pendoa yang tekun.
Yesus membenarkan kebenaran hal ini dalam kisah perumpamaan yang telah disebutkan di atas. Permohonan janda miskin itu didengar oleh si hakim yang tidak adil karena "janda itu tetap saja datang kepadanya" dengan permohonannya (Lukas 18:3). Penerapannya jelas sekali. Bila ada seorang kaya dalam dunia ini yang bersikap tidak peduli terhadap kebutuhan seorang janda miskin yang kemudian berubah mau memberikan tanggapan karena faktor ketekunan si janda miskin, apalagi dengan Allah—yang mau memperhatikan segala kebutuhan kita—yang memberikan reaksi pada saat kita "siang malam berseru kepada-Nya?" (Lukas 18:7; lihat juga Matius 6:25,26). Nehemia mengalami kebenaran ini saat dia mencari pertolongan dari Allah untuk orang-orang Israel. Allah sungguh-sungguh menghargai pendoa yang tekun!

By Gene A. Getz | Sumber: "When Your Goals Seem Out Of Reach, Take A Lesson From Nehemiah"/Dabara Publishers


0 comments:

Komentar Terbaru

Artikel Terbaru

Powered By Blogger
Cari di pendoa.blogspot.com...

About this blog

Blog ini dibuat dengan tujuan untuk membagikan berkat firman Tuhan yang diperoleh kepada saudara seiman yang membutuhkan agar dapat saling membangun sebagai satu tubuh dalam Kristus. Materi diambil dari berbagai sumber seperti buku, milis, buletin, traktat, dan berbagai media lain. Hak cipta setiap tulisan ada pada masing-masing penulis, pembuat atau penerbit seperti yang tercantum pada setiap akhir tulisan (kecuali yang tidak diketahui sumbernya). Isi blog ini bersifat non-denominasi dan tidak condong/tidak memihak kepada kelompok denominasi tertentu. Apabila di dalamnya terdapat materi/tulisan yang tidak cocok/ tidak sesuai dengan pendapat/pemahaman Anda, mohon tetaplah menghargai hal itu dan silakan memberi tanggapan secara sopan dan tidak menghakimi. God bless you...

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP