Pesan di Tengah Badai
Ayat Bacaan: Mazmur 62:1-8
Salah satu hal tersulit untuk dilakukan adalah “menunggu Tuhan dengan tenang.” Bagi kita, menunggu itu identik dengan menunggu dengan pasif sampai sesuatu terjadi. Namun biasanya kita menjadi tidak sabar di tengah berkecamuknya badai hidup. Naluri kita akan menuntut reaksi cepat untuk mengubah segala sesuatunya.
Namun kata “tunggu” di sini memiliki makna yang berbeda, artinya “kita perlu waktu jeda hingga ada instruksi berikutnya.” Memang kadang Tuhan berdiam diri, tapi itu semua ada maksudnya. Ia tahu saat yang tepat untuk bertindak bagi kita, namun sebelum saat itu tiba, kita harus sabar. Tahukah Anda bahwa dibutuhkan lebih banyak kekuatan dan penguasaan diri untuk dapat berdiam di tengah badai ketimbang kalang kabut mencari solusinya sendiri.
Saya mengaku bahwa saya pun kadang tidak sabar untuk menunggu. Saya sering jadi gelisah dan mulai mempertanyakan Tuhan. Atau malah mengeluh. Rasul Paulus berkata dengan jelas agar kita tidak “kuatir tentang apa pun juga” tapi berdoa kepada Tuhan yang memberikan kedamaian. Jadi kita perlu menanti dengan tenang dan sabar. Untuk bisa sabar, kita perlu yakin akan hikmat, kasih, kuasa, dan waktu Tuhan. Percayalah bersandar kepada-Nya tidak akan pernah salah.
Kunci untuk mendapatkan ketenangan di tengah badai hanyalah menanti dengan setia di hadapan Tuhan. Bila kita menolak melakukannya, maka hasilnya akan buruk. Tuhan senantiasa mendengar doa kita, tapi kita harus bersedia dengan tenang menantikan jawaban dari-Nya.
Sumber: "Sentuhan Hati" (Februari 2006)
0 comments:
Post a Comment