Bobot Sebuah Doa

Louise, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makanan.

Tetapi ketika bertemu dengan John, si pemilik supermarket, John mengusir dia keluar. Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya. "Tolonglah pak, saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang." Tetapi John tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. "Anda tidak mempunyai kartu kredit, Anda tidak mempunyai garansi," alasannya.

Didekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata, "Saya akan bayar semua yang diperlukan oleh ibu ini."

Karena malu, sipemilik toko akhirnya mengatakan, "Tidak perlu pak, saya sendiri yang akan memberikannya dengan gratis. Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanjaan?"

"Ya pak, ini," katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal.

Letakkan daftar belanjaan Anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan Anda sesuai dengan berat timbangan tersebut. Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, ia meletakkannya ke dalam timbangan.

Mata si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan tiba-tiba bergerak cepat ke bawah. Ia menatap pelanggan yang tadi menawarkan di ibu sambil berucap kecil. "Aku tidak percaya pada yang aku lihat". Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum.

Lalu si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang keperluannya dan menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi. Si pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa. Karena tidak tahan, si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanjaan di ibu kumal tadi, dan ia pun terbelalak, di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek, "Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tangan-Mu."

Si pemilik toko terdiam, si ibu berterima kasih kepadanya dan meninggalkan toko tersebut dengan belanjaan gratisnya. Pada saat itu juga si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya. Si pemilik toko kemudian mengecek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut rusak. Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah doa.

DOA ADALAH HADIAH TERBESAR DAN TERINDAH YANG KITA TERIMA, TANPA BIAYA, TETAPI PENUH DAYA GUNA.

Sumber: Unknown

0 comments:

Komentar Terbaru

Artikel Terbaru

Powered By Blogger
Cari di pendoa.blogspot.com...

About this blog

Blog ini dibuat dengan tujuan untuk membagikan berkat firman Tuhan yang diperoleh kepada saudara seiman yang membutuhkan agar dapat saling membangun sebagai satu tubuh dalam Kristus. Materi diambil dari berbagai sumber seperti buku, milis, buletin, traktat, dan berbagai media lain. Hak cipta setiap tulisan ada pada masing-masing penulis, pembuat atau penerbit seperti yang tercantum pada setiap akhir tulisan (kecuali yang tidak diketahui sumbernya). Isi blog ini bersifat non-denominasi dan tidak condong/tidak memihak kepada kelompok denominasi tertentu. Apabila di dalamnya terdapat materi/tulisan yang tidak cocok/ tidak sesuai dengan pendapat/pemahaman Anda, mohon tetaplah menghargai hal itu dan silakan memberi tanggapan secara sopan dan tidak menghakimi. God bless you...

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP