Pemeliharaan Allah: "Berikanlah Kami Pada Hari Ini Makanan Kami"

Ketika Yesus mengajarkan kita berdoa, Ia memberikan suatu pola yang komprehensif untuk kita ikuti. Tiga permohonan pertama berhubungan dengan kemuliaan Tuhan yang berbicara tentang "Nama-Mu", "Kerajaan-Mu" dan "Kehendak-Mu". Sedangkan tiga permohonan terakhir berhubungan dengan keluarga atau diri kita: "Berikanlah kami", "Ampunilah kami" dan "Janganlah membawa kami".

Helmut Thielicke, teolog Jerman, menunjukkan bahwa seluruh kehidupan manusia tercakup dalam permintaan-permintaan ini. "Hal besar dan kecil; hal rohani dan materi; di dalam dan di luar—tak ada yang tidak termasuk di dalam doa ini."

Adlai Stevenson pernah berkata, "Memahami kebutuhan manusia berarti kita sudah memenuhi separuh dari kebutuhannya." Mungkin separuh yang lain adalah kemampuan untuk memenuhinya. Allah sanggup melakukan keduanya. Karena Dia tahu benar kebutuhan kita dan mampu memenuhinya, maka Yesus pun mengajak kita mendoakan hal-hal tersebut kepada Bapa. Setelah mendoakan hal yang bersifat kosmis dan kekal, kita pun perlu mendoakan hal yang sifatnya sementara.

Waktu Yesus berkata, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya", Ia bukan sedang menyarankan jalan-jalan ke supermarket membeli makanan. Ia bermaksud mengatakan bahwa mendoakan kebutuhan sehari-hari kita adalah hal wajar. Kita baru dapat benar-benar melayani kerajaan dan kehendak-Nya bila kita punya cukup kekuatan pada hari ini. Jadi sangatlah pantas bila kita berdoa meminta pekerjaan agar punya uang membeli makanan. Sangat pantas pula jika kita meminta pakaian untuk bekerja agar dapat memperoleh makanan. Juga tidak salah jika kita mendoakan kebutuhan transportasi ke tempat kerja agar makanan bisa diperoleh. Tuhan tahu kebutuhan kita, dan Ia peduli.

Kita sering tergoda untuk tidak merepotkan Tuhan dalam hal makanan. "Jangan mendoakan soal makanan," pikir kita, "Keluar dan bekerjalah." Bahkan beberapa Bapa Gereja merohanikan kata 'roti' (makanan) yang dipakai di sini dengan merujuk kepada roti perjamuan kudus. Pandangan seperti ini dapat dipahami karena setelah berdoa untuk kemuliaan Allah, sepertinya terlalu duniawi kalau mendoakan hal-hal kecil seperti makanan.

Namun "makanan sehari-hari" di sini benar-benar berarti demikian. Kata "roti" menunjuk pada makanan yang mencukupi kebutuhan fisik kita. Dalam pengertian yang lebih luas, tentu saja roti ini berarti segala sesuatu yang kita butuhkan untuk bertahan hidup. Bapa kita di sorga sungguh peduli dengan kebutuhan kita akan makanan. Apa yang akan kita makan nantinya benar-benar Ia perhatikan.

Fokus permintaan ini adalah makanan sehari-hari. Kata "sehari-hari" telah membingungkan para ahli selama berabad-abad. Beberapa tahun yang lalu, seorang arkeolog berhasil menggali keluar gulungan papirus yang ternyata berisi daftar belanja seorang ibu rumah tangga. Dari beberapa barang yang tertera di sana, wanita tersebut menuliskan kata "sehari-hari". Artinya mungkin, "cukup sampai besok". Jika demikian, doa ini harus diterjemahkan, "Berikanlah kami makanan kami yang secukupnya sampai esok." Bila didoakan pada pagi hari, berarti ditujukan untuk kebutuhan kita pada jam-jam mendatang. Bila didoakan pada sore hari, berarti permintaan untuk kebutuhan kita keesokan harinya. Akibatnya, tentu saja Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita agar dapat memuliakan dan melakukan kehendak-Nya.

Dengan keberadaan lemari es pada masa ini, kita jarang membeli makanan hanya untuk sehari saja. Kita menyimpan banyak makanan sehingga doa syukur kita kadang hanya basa-basi belaka. Sulit bagi kita untuk menyelami bahwa makanan yang kita makan atau pakaian yang kita kenakan itu berasal dari tangan Bapa.

Yesus bukan sedang mengajak kita untuk meminta segala sesuatu yang ada di katalog fashion, limousine, pakaian butik, atau sepatu bermerek. Doa untuk roti— kebutuhan dasar manusia, bukan barang mewah. Minta roti, bukan kue tar. la pun bukan mengajak kita meminta persediaan untuk bertahun-tahun mendatang. Kita diminta untuk mendoakan hal-hal yang kita perlukan hingga keesokan harinya.

Perhatikan juga saat kita berdoa, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami", kita sedang meminta untuk anggota keluarga yang lain juga, selain diri sendiri. Jika saya dengan tulus mendoakan hal ini, saya akan terlepas dari egoisme dan keserakahan. Jika Bapa memberikan saya dua potong roti, sementara saudara saya tidak memilikinya, roti yang lebih itu bukan untuk disimpan tetapi untuk dibagikan. Jadi saya tahu bahwa Allah sebenarnya sudah menjawab doa kami berdua.

Allah ingin membebaskan kita. Kita dapat membawa permintaan kecil kita. Kita dapat meletakkan kebutuhan kita akan makanan, pakaian—semua yang kita perlukan. Jika kita membutuhkannya, berarti hal-hal itu sudah menjadi perhatian Bapa pula.


By Haddon Robinson
Sumber: "What Jesus Said About Successful Living"/RBC Ministries

0 comments:

Komentar Terbaru

Artikel Terbaru

Powered By Blogger
Cari di pendoa.blogspot.com...

About this blog

Blog ini dibuat dengan tujuan untuk membagikan berkat firman Tuhan yang diperoleh kepada saudara seiman yang membutuhkan agar dapat saling membangun sebagai satu tubuh dalam Kristus. Materi diambil dari berbagai sumber seperti buku, milis, buletin, traktat, dan berbagai media lain. Hak cipta setiap tulisan ada pada masing-masing penulis, pembuat atau penerbit seperti yang tercantum pada setiap akhir tulisan (kecuali yang tidak diketahui sumbernya). Isi blog ini bersifat non-denominasi dan tidak condong/tidak memihak kepada kelompok denominasi tertentu. Apabila di dalamnya terdapat materi/tulisan yang tidak cocok/ tidak sesuai dengan pendapat/pemahaman Anda, mohon tetaplah menghargai hal itu dan silakan memberi tanggapan secara sopan dan tidak menghakimi. God bless you...

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP