Tujuan Allah: "Kehendak-Mu Jadilah"

Kita harus berdoa untuk pribadi Allah, agar nama-Nya dikuduskan; untuk program Allah, agar kerajaan-Nya datang kembali; dan untuk tujuan-Nya, agar kehendak-Nya terlaksana di bumi seperti di sorga.

Berdoa agar kehendak-Nya terjadi merupakan dasar bagi doa-doa kita. Kita sebenarnya sedang meminta agar kehendak-Nya terjadi dalam hidup kita dan di dunia ini. Sayangnya doa kita sering kali terbalik. Saat berdoa kita seakan-akan sedang berusaha meminta Tuhan mengubah cara-Nya mengatur dunia sesuai dengan permohonan kita. Yang lebih parah lagi, Tuhan menjadi semacam jin di dalam botol. Jadi sewaktu kita menggosok botol itu, kita berharap la akan mengubah dunia untuk memenuhi keinginan kita.

Kita perlu menyadari betapa pentingnya menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Tuhan. Kita tidak seharusnya mendoakan sesuatu dan mengakhirinya dengan berkata, "jika itu adalah kehendak-Mu" apabila tidak dengan sepenuh hati. Perkataan ini bukanlah sesuatu hal yang kita letakkan di akhir doa kita sebagai jalan keluar, untuk meloloskan diri agar kita tidak merasa malu jika permintaan itu tidak terwujud. Doa bukanlah untuk memaksa Tuhan melakukan keinginan kita; namun memohon agar kehendak Tuhan dapat terlaksana di dalam kehidupan kita, keluarga kita, bisnis kita, dan di dalam hubungan kita, seperti halnya di sorga.

Saat Alkitab memberitahukan sebagian kecil isi sorga, kita dapat melihat para malaikat yang siap menantikan perintah-Nya. Di sorga, semua makhluk bersedia melakukan kehendak-Nya. Di semesta ini seluruh galaksi berserta segenap bintang dan planet yang ada bergerak sesuai rancangan-Nya. Kelihatannya hanya di sini, di planet ketiga yang kita sebut sebagai bumi inilah, terdapat pemberontakan.

Bagi kita, mencoba untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah di bumi seperti halnya di sorga merupakan suatu peperangan tersendiri. Kita hidup dalam dunia yang telah dikuasai oleh Setan, yang senantiasa bertentangan dengan Allah. Bagi kita, untuk melakukan kehendak Allah di bumi seperti di sorga berarti harus melawan arus. Saat kita berdoa, "Kehendak-Mu jadilah di bumi seperti di sorga," sebenarnya kita sedang mendoakan sahabat kita, keluarga kita, masyarakat kita, dan di atas semuanya itu, kita sedang mendoakan diri kita sendiri.

Tatkala jenazah Beethoven digali kembali 42 tahun setelah kematiannya, ditemukan bahwa tangannya naik dengan posisi terkepal seakan-akan hendak menantang. Rupanya penguburan ini telah menunjukkan sikapnya selama ini. Pada umur 30 tahun, Beethoven menjadi tuli dan tetap demikian hingga saat kematiannya 26 tahun kemudian. Dia meninggal dalam kemarahan dan kepahitan karena merasa Tuhan sudah mencelakainya. Walaupun mungkin ia sudah berdoa agar kehendak Tuhan terlaksana, hal ini dilakukannya dengan berat hati. Memang bisa saja berdoa agar kehendak-Nya terwujud namun menolak kenyataan bahwa Tuhan adalah Tuhan. Banyak sekali orang yang menghina Tuhan karena la tidak menjadikan mereka penguasa atas nasib mereka sendiri. Namun mereka yang mengenal Tuhan sebagai Bapa dan telah menjalin hubungan dengan-Nya, dan Juga mereka yang mengerti bahwa hati Sang Maha Kuasa tidak hanya adil dan kudus, namun juga penuh rahmat dan kebaikan, tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.

Jadi kita dapat berdoa agar nama-Nya dikuduskan, agar la menjadi Allah kita, agar kerajaan-Nya ditegakkan di dunia ini, agar setiap lutut bertelut dan setiap lidah mengaku bahwa Yesus Kristuslah Tuhan, dan agar kehendak-Nya terlaksana di bumi seperti di sorga.


By Haddon Robinson
Sumber: "What Jesus Said About Successful Living"/RBC Ministries

0 comments:

Komentar Terbaru

Artikel Terbaru

Powered By Blogger
Cari di pendoa.blogspot.com...

About this blog

Blog ini dibuat dengan tujuan untuk membagikan berkat firman Tuhan yang diperoleh kepada saudara seiman yang membutuhkan agar dapat saling membangun sebagai satu tubuh dalam Kristus. Materi diambil dari berbagai sumber seperti buku, milis, buletin, traktat, dan berbagai media lain. Hak cipta setiap tulisan ada pada masing-masing penulis, pembuat atau penerbit seperti yang tercantum pada setiap akhir tulisan (kecuali yang tidak diketahui sumbernya). Isi blog ini bersifat non-denominasi dan tidak condong/tidak memihak kepada kelompok denominasi tertentu. Apabila di dalamnya terdapat materi/tulisan yang tidak cocok/ tidak sesuai dengan pendapat/pemahaman Anda, mohon tetaplah menghargai hal itu dan silakan memberi tanggapan secara sopan dan tidak menghakimi. God bless you...

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP