Program Allah: "Datanglah Kerajaan-Mu"

Permintaan kedua yang kita tujukan kepada Bapa, bukan cuma berkaitan dengan pribadi-Nya sebagai Allah tetapi juga berhubungan dengan rencana-Nya. Permintaan kedua ini adalah, "Datanglah Kerajaan-Mu." Di sini Yesus bermaksud menyinggung tentang kedatangan-Nya yang kedua kali sebagai Raja atas seluruh bumi. Kisah-kisah yang ada dalam Alkitab senantiasa merujuk kepada penantian akan kedatangan kembali Mesias, yaitu Yesus Kristus, yang akan memerintah dalam kebenaran di mana seluruh kerajaan di muka bumi ini akan menjadi milik-Nya (Wahyu 11:15).

Perhatian kita akan pemerintahan Allah atas bumi ini menjadi dasar kita memandang sejarah. Joseph Wittig pernah mengatakan bahwa biografi seseorang seharusnya tidak dimulai dengan saat kelahirannya, tetapi kematiannya. Menurut Wittig, kita dapat mengukur kontribusi seseorang pada hidup ini bukan lewat awal mulanya, tetapi akhir hidupnya. Beginilah seharusnya cara kita memandang sejarah. Banyak orang yang berpikir, kemanakah sejarah akan pergi? Apakah sejarah itu seperti roda yang terus berputar tanpa pernah menyentuh tanah? Apakah sejarah itu berupa suatu siklus kejadian yang terus-menerus berulang tanpa tujuan kecuali kehampaan? Beberapa orang menganggap sejarah hanyalah suatu dongeng yang diceritakan oleh seorang idiot, lewat tulisan cakar ayamnya di dinding kamar sebuah rumah sakit jiwa. Edward Gibbon memandang sejarah sebagai "daftar dari kejahatan, kebodohan, dan kemalangan dari umat manusia." Henry Ford menyimpulkan sejarah sebagai "omong kosong." Sementara Ralph Waldo Emerson mengkategorikan sejarah sebagai "kumpulan biografi orang-orang besar."

Namun, menurut kesaksian Alkitab, sejarah merupakan kisah-Nya, dan sejarah pasti akan menuju pada satu titik—kedatangan kembali Yesus Kristus. Alkitab sudah mengantisipasi kedatangan hari itu dengan memberitahukan bahwa para malaikat dan umat percaya akan bersama-sama memuji Tuhan. Di hadapan kita nampak terang, dan sejalan dengan berlalunya waktu nampak semakin cemerlang.

Jadi saat kita berdoa, "Datanglah Kerajaan-Mu," kita sebenarnya sedang menantikan saat di mana kerajaan Allah yang dinubuatkan di sepanjang Perjanjian Lama akan terwujud lewat kedatangan Yesus ke dunia. Sambil kita berdoa, kita mengalihkan pandangan kita kepada hari di mana setiap kerajaan di dunia ini akan menjadi milik Tuhan. Kita sungguh menantikan puncak dari sejarah umat manusia, saat kehendak Allah terlaksana di bumi seperti di sorga.

Sewaktu kita mengucapkan "Datanglah Kerajaan-Mu", kita juga sedang meminta hal lain. Kita memohon agar di tempat tinggal kita sekarang, kita takluk pada kehendak Allah. Jika kita sungguh merindukan saat kerajaan Kristus ditegakkan di bumi ini, kita harus bersedia merelakan segala "kerajaan-kerajaan kecil" yang begitu berarti bagi kita ditaklukkan di bawah pemerintahan Allah. Sebelum kita melihat pemerintahan Allah atas segala umat manusia di masa yang akan datang, maka kita perlu memastikan bahwa la akan mengerjakan kehendak-Nya atas hidup kita sekarang.

Saat kita berucap, "Datanglah Kerajaan-Mu," kita sedang mengaminkan hak Allah untuk memerintah atas semua orang, termasuk diri kita. Saya tidak akan pernah mampu mengucapkan doa ini dengan penuh integritas jika saya belum benar-benar peduli dengan kedaulatan Allah yang bertahta dalam hidup saya. Kita tak mungkin mendoakan pemerintahan Allah atas segala bangsa sebelum kita dengan tulus menginginkan diri-Nya berkuasa atas kita.

Pada waktu saya berumur dua puluhan, saya terbiasa mendengar khotbah di mana saya didesak untuk mengharapkan kedatangan Kristus yang kedua kali. Ya, saya memang menginginkan hal itu, tetapi tidak dalam waktu dekat ini. Saya masih ingin melakukan beberapa hal sebelum Ia datang kembali. Saya ingin menikah, punya anak, dan mempunyai pelayanan yang mantap. Setelah semua ini terpenuhi, Yesus boleh datang. Namun ketika saya memikirkan hal ini kembali, sebenarnya tidak ada rencana apa pun yang boleh menghalangi kedatangan Yesus. Tak ada hal lain yang lebih utama selain kedatangan-Nya sekarang. Dan sikap inilah yang seharusnya kita miliki saat kita berdoa, "Datanglah Kerajaan-Mu."


By Haddon Robinson
Sumber: "What Jesus Said About Successful Living"/RBC Ministries

0 comments:

Komentar Terbaru

Artikel Terbaru

Powered By Blogger
Cari di pendoa.blogspot.com...

About this blog

Blog ini dibuat dengan tujuan untuk membagikan berkat firman Tuhan yang diperoleh kepada saudara seiman yang membutuhkan agar dapat saling membangun sebagai satu tubuh dalam Kristus. Materi diambil dari berbagai sumber seperti buku, milis, buletin, traktat, dan berbagai media lain. Hak cipta setiap tulisan ada pada masing-masing penulis, pembuat atau penerbit seperti yang tercantum pada setiap akhir tulisan (kecuali yang tidak diketahui sumbernya). Isi blog ini bersifat non-denominasi dan tidak condong/tidak memihak kepada kelompok denominasi tertentu. Apabila di dalamnya terdapat materi/tulisan yang tidak cocok/ tidak sesuai dengan pendapat/pemahaman Anda, mohon tetaplah menghargai hal itu dan silakan memberi tanggapan secara sopan dan tidak menghakimi. God bless you...

  © 2008 Blogger template by Ourblogtemplates.com

Back to TOP